Tuesday, January 27, 2015

Mudzakkar dan Muannats

Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar maupun Muannats, semuanya menggunakan: هَؤُلاَءِ (= ini) untuk menunjuk yang dekat; dan أُلَئِكَ (= itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ أُلَئِكَ كُتُبٌ
(= ini adalah buku-buku) (= itu adalah buku-buku)
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
(= ini adalah majalah-majalah) (= itu adalah majalah-majalah)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
READ MORE - Mudzakkar dan Muannats
READ MORE - Mudzakkar dan Muannats

Monday, January 26, 2015

Ilmu shorof

Ilmu shorof adalah pengetahuan untuk menganalisa sebuah kata berbahasa Arab ketika dalam keadaan berdiri sendiri. Pembahasannya meliputi pembentukan kata serta aturan perubahannya menjadi kata-kata baru yang merupakan turunan dari sebuah kata berbahasa Arab. Dalam ilmu tata bahasa Indonesia disebut morfologi.
Jenis Tashrif
Tashrif itu ada dua macam:
Tashrif Ishtilahi(تَصْرِيْفٌ اِصْطِلاَحِيٌّ)ا, yaitu perubahan kata yang didasarkan pada perbedaan bentuk katanya seperti merubah sebuah kata kerja bentuk lampau menjadi kata kerja bentuk sedang, kata kerja bentuk perintah, kata kerja bentuk larangan, dan seterusnya.
Tashrif Lughawi (تَصْرِيْفٌ لُغَوِيٌّ), yaitu perubahan yang didasarkan pada jumlah dan jenis pelakunya seperti perubahan sebuah kata benda tunggal menjadi kata benda berjumlah dua, menjadi kata benda jamak, dan sebagainya.
Untuk dapat memahami fungsi ilmu shorof bagi santri pemula perhatikanlah ilustrasi kasus berikut, ketika kita mendapati sebuah kata berbahasa Arab misal kata مرويatau kata مستقبلكم muncullah pertanyaan-pertanyaan:
Bagaimana cara membacanya?
Apa artinya?
Jika dicari dalam kamus bagaimanakah caranya?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu kita harus mempelajari ilmu sharaf. Karena setelah seseorang mempelajari dan memahami kaidah-kaidah dalam ilmu sharaf maka dia akan memiliki kecakapan antara lain:
Mudah dan cepat mencari arti kata berbahasa Arab di dalam kamus Arab-Indonesia sehingga penggunaan kamus menjadi optimal.
Bisa memperkirakan dan menentukan arti kata yang tidak didapatinya di dalam kamus sehingga ketergantungan terhadap kamus menjadi berkurang.
Bisa memberikan harakat dengan benar pada kata-kata berbahasa Arab dalam tulisan arab gundul atau kitab kuning dan mampu menerjemah dengan baik.
Beberapa Istilah Penting dalam Ilmu Shorof
Supaya lebih mudah memahamipelajaran ilmu sharaf maka terlebih dahulu kita harus memahamibeberapa istilah penting yang akan sering disebut di tengah-tengah pembahasan ilmu sharaf. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1. Wazan
Wazan artinya timbangan, pola atau formulasi kata yang umumnya dengan menggunakan variasi komposisi huruf-huruf ف ,ع , dan ل.Contoh:ا Wazan dari kata كَتَبَadalahفَعَلَ
Wazan dari kata كَاتِبٌadalah فَاعِلٌ
Wazan dari kata اِنْـقَطَعَ adalahاِنْـفَعَلَ
2. Mauzun
Mauzun artinya kata yang ditimbang atau yang dicocokkan dengan wazannya. Seperti contoh pada poin 1 kata فَعَلَdisebut wazan sedangkan kata كَتَبَ disebut mauzun.
3. Huruf ‘illat
Huruf ‘Illat artinya huruf penyakit yaitu ا,و,danي.
4. Tashrif
Tashrif artinya mengubah bentuk dasar menjadi kata-kata turunan dengan mengikuti aturan dan pola tertentu sehingga dihasilkan kata-kata baru dengan makna yang berbeda-beda.
5. Muqabalah
Muqabalah arti bahasanya adalah “saling berhadapan”. Yang dimaksud dengan muqabalah di sini adalah memperhadapkan atau membandingkan kata-kata dengan wazannya. Contoh, kata مَنَعَ dikatakan memiliki wazan فَعَلَ, karena huruf mim pada kataمَنَعَ setentang dengan huruf fa pada wazan فَعَلَ; huruf nun pada kata منَعَ setentang dengan huruf ‘ain pada wazan فَعَلَ ; dan huruf ‘ain pada kataمَنَعَ setentang dengan huruf lam pada wazanفَعَلَ . Coba anda perhatikan:
Huruf pertama mim pada kata مَنَعَ disebut fa fi’il
Huruf kedua (nun) pada kata مَنَعَ disebut ‘ain fi’il, dan
Huruf ketiga ‘ain pada kata مَنَعَ ) disebut lam fi’il
Begitulah, setiap fi’il yang asalnya tiga huruf (fi’il tsulatsi) maka huruf pertamanya disebut fa fi’il, huruf keduanya disebut ‘ain fi’il, dan huruf ketiganya disebut lam fi’il.
Kalau fi’il tsulatsi itu bertambah hurufnya, seperti turunan dari kata مَنَعَ menjadi يَمْنَعُ , يَمْنَعُوْنَ , atau امْتَنَعَ , maka huruf yang bertambah itu tidak dihitung. Kita tetap mengatakan bahwa mim itu adalah fa fi’il, nun itu ‘ain fi’il, dan ‘ain itu adalah lam fi’il. Selain dari huruf-huruf itu dikatakan za-idah (huruf tambahan).
Huruf-huruf tambahan yang menjadi imbuhan berjumlah sepuluh huruf, terhimpun dalam kalimat سَأَلْـتُـمُوْنِـيْهَا yaitu: [س], [أ], [ل], [ت], [م][و], [ن], [ي], [هـ], dan [ا].
Contoh :
kata مَمْنُوْعٌ tersusun dari lima huruf sehingga padanya terdapat dua huruf tambahan yaitu م pertama dan و
kata أَسْتَغْفِرُ tersusun dari enam huruf sehingga padanya terdapat tiga huruf tambahan yaitu أ, س, dan ت.
READ MORE - Ilmu shorof
READ MORE - Ilmu shorof

fi’il adalah suatu kata

Setelah kita membahas tentang isim, pada kesempatan ini kita mencoba untuk membahas mengenai fi’il. Pada awal pelajaran yang lalu, kita ketahui bahwa fi’il adalah suatu kata yang mempunyai makna yang berkaitan dengan waktu. Perbedaannya dengan isim adalah pada sisi waktunya.
Fi’il terbagi menjadi 3, yaitu :
- Fi’il madhi (الفعل الماضي)
- Fi’il mudhori (الفعل المضارع)
- Fi’il amr (فعل الأمر)
Fi’il madhi
Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu lampau atau past tense di dalam bahasa inggris.
Contohnya :
خَلَقَ (kholaqo)=telah menciptakan
خَرَجَ (khoroja)= telah mengeluarkan
أََمَرَ (amaro)=telah memerintahkan
أَكَلَ (akala)=telah memakan
Dengan berbekal isim dhomir yang telah kita pelajari sebelumnya, fi’il di atas dapat kita rubah sesuai dengan dhomir atau kata gantinya.
Contoh :
خَلَقَ (kholaqo)=dia (lk) telah menciptakan
خَلَقَا (kholaqoo)= dia (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقُوا (kholaquu)=mereka (lk) telah menciptakan
خَلَقَتْ (kholaqot)=dia (pr) telah menciptakan
خَلَقَتَا (kholaqotaa)= (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْنَ (kholaqna)= mereka (pr) telah menciptakan
خَلَقْتَ (kholaqta)=kamu (lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمْ (kholaqtum)=kalian (lk) telah menciptakan
خَلَقْتِ (kholaqti)=kamu (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (pr) (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُنَّ (kholaqtunna)=kalian (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُ (kholaqtu)=saya telah menciptakan
خَلَقْنَا (kholaqnaa)=kami telah menciptakan
Atau dalam kata yg lain
Perubahan kata di atas, termasuk ke dalam ilmu shorof atau dengan kata lain tasrif lughowi
Fi’il mudhori
Fi’il mudhori adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu sekarang atau akan datang. Jadi bisa continous tense atau future tense.
Contoh :
يَخْلُقُ (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan
يَخْرُجُ (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan
يَأْمُر (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan
يَأْكُلُ (ya’kulu)= sedang/akan memakan
Tasrif lughowinya
Urutan kata gantinya sama dengan fi’il madhi.
Fi’il amr
Fi’il amr adalah fi’il yang menunjukkan atas suatu tuntutan, atau dalam kata lain disebut kata perintah.
Contoh :
اُدْخُلْ (udkhul)=masuklah
اُخْرُُجْ (ukhruj)=keluarlah
إِجْلِسْ (ijlis)=duduklah
اِِرْفَعْ (irfa’)=angkatlah
Tashrif lughowinya
Karena berupa perintah, maka kata ganti pertama dan ketiga tidak ada.
READ MORE - fi’il adalah suatu kata
READ MORE - fi’il adalah suatu kata

ilmu nahwu adalah

Yang dimaksud dengan ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaedah-kaedah mengenai perubahan keadaan suatu kata, dimana biasanya perubahan ini bisa berupa harokat akhir suatu kata atau bentuk akhir dari suatu kata.
Contoh Perubahan harokat akhir suatu kata :
جَاءَ رَجُلٌ Seorang laki-laki datang
رَأَيْتُ رَجُلاً Aku melihat seorang laki-laki
مَرَرْتُ بِرَجُلٍ Aku bertemu dengan seorang laki-laki
Dari contoh di atas, terlihat perubahan harokat akhir huruf ل (lam) dimana perubahan ini tergantung dari susunan atau keadaan kata pada kalimat.
Contoh perubahan bentuk akhir suatu kata:
جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ Para kaum muslimin datang
رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ Aku melihat para kaum muslimin
مَرَرْتُ بِالْكَافِرَيْنِ Aku berpapasan dengan 2 orang kafir
Dari contoh di atas, terjadi perubahan bentuk الْمُسْلِمُوْنَ menjadi الْمُسْلِمِيْنَ , yang disebabkan susunan atau letak dari kata tersebut di dalam kalimat. Sehingga ilmu yang mempelajari perubahan harokat akhir suatu kata atau bentuk akhir kata inilah yang disebut dengan ilmu nahwu.
Dalam Ilmu Bahasa Arab, pembahasan mengenai Ilmu Nahwu tidaklah terlepas dari Ilmu Shorof.
Ilmu Shorof adalah ilmu yang mempelajari kaedah-kaedah perubahan kata, dimana dengan berubahnya kata, menjadikan perubahan pada maknanya.
Jika Ilmu Nahwu membahas mengenai perubahan akhir dari suatu kata, baik perubahan dalam harokat atau bentuknya, maka Ilmu Shorof membahas mengenai perubahan kata itu sendiri.
Contoh :
نَصَرَ (Nahsoro) Telah menolong (kata kerja)
يَنْصُرُ (Yanshuru) Sedang/akan menolong (kata kerja)
نَاصِرٌ (Naashirun) Orang yang menolong (Subjek)
مَنْصُوْرٌ (Manshuurun) Orang yang ditolong (Objek)
Dari contoh di atas, ada 3 huruf yg sama, yakni ن (nun), ص (shod), ر (ro) yang membentuk kata نَصَرَ sebagai kata dasarnya, sedangkan kata2 lainnya merupakan turunan dari kata dasar tersebut. Jadi kalau ingin cari arti kata مَنْصُوْرٌ di kamus, jangan mulai mencarinya dari huruf م (mim) melainkan dari huruf ن (nun) dari kata نَصَرَ, karena kata مَنْصُوْرٌ adalah turunannya
Dari hal ini, terlihat perbedaan dari ilmu nahwu dan ilmu shorof. Jika kita ringkas, ilmu nahwu adalah ilmu mengenai suatu kata ketika telah masuk dalam kalimat, adapun ilmu shorof adalah ilmu mengenai suatu kata sebelum masuk ke dalam kalimat yang meliputi perubahan bentuk katanya.
Agar lebih mudah lagi memahami, perhatikan kalimat berikut
لا يعلم مِنْ إيضاح جمل علْم الكتاب أحد جهل سعة لسانِ العرب
“Seseorang tidak akan mengetahui penjelasan susunan kata yang dikandung ‘ilmu Al Quran jika ia tidak mengerti akan luasnya bahasa Arab”.
READ MORE - ilmu nahwu adalah
READ MORE - ilmu nahwu adalah

macam fiil

macam fiil
Pembagian fi'il menurut waktunya
Fi'il madhi
Fi'il yang menunjukkan waktu lampau,
contoh : خَلَقَ
Fi'il mudhori
Fi'il yang menunjukkan waktu sekarang atau akan datang,
contoh : يَخْلُقُ
Fi'il amr
Fi'il yang menunjukkan tuntutan suatu perbuatan (kata perintah),
contoh: اُخْلُقُ
Pembagian fi'il menurut subjeknya
Fi'il ma'lum
Adalah fi'il yang disebutkan pelakunya,
contoh : كَتَبَ
Fi'il majhul
Adalah fi'il yang dihapus pelakunya,
contoh : كُتِبَ
Pembagian fi'il menurut objeknya
Fi'il lazim
Adalah fi'il yang tidak membutuhkan objek,
contoh : قَامَ
Fi'il muta'addi
Adalah fi'il yang membutuhkan objek,
contoh : ضَرَبَ
Pembagian fi'il menurut susunannya
Fi'il tsulasi mujarrod
Adalah fi'il yang berjumlah 3 huruf dengan keseluruhannya adalah huruf asli,
contoh : مَنَعَ
Fi'il tsulatsi maajid
Adalah fi'il yang berjumlah 3 huruf yang mengalami penambahan baik satu, dua atau tiga huruf,
contoh : اِنْطَلَقَ
Fi'il ruba'I mujarrod
Adalah fi'il yang berjumlah 4 huruf dengan keseluruhannya adalah huruf asli,
contoh : دَحْرَجَ
Fi'il ruba'I maajid
Adalah fi'il yang berjumlah 4 huruf yang mengalami penambahan baik satu atau dua huruf,
contoh : تَدَحْرَجَ
Pembagian fi'il menurut bangunannya
Fi'il shohih mahmuuz (مَهْمُوْزٌ)
Adalah fi'il shohih yang salah satu hurufnya adalah hamzah.
Contoh: سَأَلَ
Fi'il shohih mudo'af (مُضَعَّفٌ)
Adalah fi'il shohih yang huruf kedua dan ketiganya adalah sejenis,
Contoh : مَدَّ
Fi'il shohih saalim (سَالِمٌ)
Adalah fi'il shohih selain mahmuz dan mudho'af,
Contoh : سَمِعَ
Fi'il mu'tal Mitsaal (مِثَالٌ)
Adalah fi'il yang kata kerja pertamanya dimulai dengan huruf illat (wau/ya),
Contoh : وَعَدَ
Fi'il mu'tal Ajwaf (أَجْوَفٌ)
Adalah fi'il yang huruf keduanya merupakan huruf illat (wau/ya),
Contoh : خَافَ
Fi'il mu'tal naaqish (نَاقِصٌ)
Adalah fi'il yang huruf terakhirnya terdiri dari huruf illat (wau/ya),
Contoh : رَضِيَ
Fi'il mu'tal lafiif (لََفِيْفٌ)
Adalah fi'il yang huruf pertama dan terakhirnya adalah huruf illat (wau/ya),
Contoh : وَقَي
Fi'il mu'tal multawi (مُلْتَوِي)
Adalah fi'il yang huruf kedua dan akhirnya adalah huruf illat (wau/ya),
Contoh: شَوَى
Jenis-jenis fi'il yang mu'rob
Hanya pada fi'il mudhori yang tidak bersambung dengan nun inats (menunjukkan perempuan) dan nun taukid (penegasan)
Jenis-jenis fi'il yang mabni
Fi'il madhi
Fi'il mudhori yang bersambung dengan nun inats dan nun taukid
Fi'il amr
READ MORE - macam fiil
READ MORE - macam fiil

Ciri-ciri Isim

Ciri-ciri Isim
Isim mempunyai ciri yang sudah ditentukan, apabila suatu kata dimasuki oleh salah satu ciri isim maka itulah yang dinamakan isim.
Ciri-ciri isim antara lain :
1) Menerima (ال), contoh
رجل - كتالب – دار – حق.
Apabila contoh-contoh diatas menerima (ال) maka :
الرجل – الكتااب – الد ار – الحق.
2) Menerima tanwin,adalah nun zaidah yang mati (نْ) yang disertakan diakhir isim yang ada dalam ucapan namun tidak ada dalam tulisan, contoh dalam kata :
رَجُلُ )( tapi didengar ( رَجُلٌنْ ). Contoh :
Macam-macam tanwin
Tanwin adalah salah satu ciri yang sudah ditentukan menjadi ciri isim, tanwin terbagi empat :
· Tanwin tamkin adalah tanwin yang selalu disertakan pada isim mu’rab, contoh :
مُحَمَّدٌ - غلاَ مٌ – حُدًى ، فَتًى – سَاعٍ – قاَ ضٍ ، دَاعٍ.
· Tanwin tankir adalah tanwin yang selalu disertakan kepada isim mabni yang diakhirnya terdapat lafadz ( وَيْهِ)untuk membedakan antara ma'rifat dan nakiroh, dan tanwin tankir juga masuk pada sebagian isim fi’il.contoh :
سَلَّمْتُ عَلَي عَمْرَوَيْهِ وَعَمْرَوَيْهٍ اَخَرْ.
إِ يَّهِ يَا صَدِ يْقِى.
Apabila kita mengucapkan dengan tidak memakai tanwin maka kita mengucapkan sesuatu yang sudah ditentukan dalam pengertian khusus tapi apabila kita mengucapkan dengan memakai tanwin maka kita mengucapkaqn sesuatu yang belum ditentukan dalam artian masih umum
· Tanwin muqabalah yaitu adalh tanwin yang selalu disertakan pada jama’ muannassalim dalam membedakan (ن)jama’ mudakarsalimcontoh :
عَسَي رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكٌنَّ اَنْ يُبْدِ لَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَا تٍ مُؤْمِنَا تٍ قَا نِتَا تٍ تاَ ئِباَ تٍ عَا بِ دَاتٍ ساَ ئِحَا تٍ ثَيْباَ تٍ وَأَبْكَارًا.
· Tanwin iwad, adalah tanwin yan g masuk pada sebagian kalimat untuk menjadi pengganti dari jumlah, kalimat / haraf.
- Tanwin iwad dari jumlah adalah yang disertakan pada lafadz ( اِذْ ) untuk jadi pengganti dari jumlah yang disandarkan pada jumlah, contoh :
ذَهَبْتٌإِلَي الْمَلْعَبِ, وَحِيْنَئِدٍ اِسْتَمْتَعْتُ بِمَبَارَاةٍ جَيْدَة.
Yang sebenarnya :
وَحِيْنَإِذْ (ذَهَبْتُ إِلَى الْمَلْعَبِ) kemudian jumlahnya dibuang dan diganti dengan tanwin.
Dan contoh selain lafadz حِيْنَئِذٍ:... إلخ يًوْمَئِذٍ, وَعِنْدَ ئِذٍ, وَسَا عَتَئِذٍ
- Tanwin iwad dari kalimah adalah yang disandarkan kepada dua kata yaitu (كُلٌ وَ بَعْضٌ)jadi pengganti dari suatu perkara yang keduanya disandarkan kepada kalimat.
Contoh:
اِسْتَقْبَلْتُ الضُيُّوْ فَ وَرَحَّبْتُ بِكُلٍّ مِنْهُمْ
وَزَّعْتُ النُّقُوْدَ فَوَضَعْتُ بَعْضًا فِى حَافِظَتِيْ وَبَعْضًا فِى جَيْبِى
- Tanwin iwad dari huruf adalah yang disertakan pada wajan (فَوَاعِلَ) pada jama’nya wajan فَاعِلَةٍ.
Contoh yang mu’tal lam:وَغَوَاشٍ د َوَاعٍ وَجَوَارٍ
Contoh ketika jar dan rofa’: لِدَوَاعٍ كَثِيْرَةٍ دَعَوْتُكُمْ لِلْاِ جْتِمَاعِ
Salah satu ciri isim adalah memakai tanwin, namun ada isim yang tidak memakai tanwin yang disebut isim ghoir mungsorif. Kalimat isim tidak boleh memakai tanwin apabila dalam isim tersebut terdapat alif lam, yangdiidofatkan, yang ditasniyahkan, yang dijama’kan kepada jama mudzakar salim, kalimat yang dilarang memakai tanwin, atau isim tersebut memakai sifat dengan kalimat (اِبْنٌ).
Contoh:
الكِتَابُ, كِتَابُ الطَالِب, كِتَابَانِ, مُهنَدَ سُوْنَ, أَحْمَدُ, مُحَمَّدُ بْنُ عبدالله
3) Menerima haraf nida
Contoh:
ياَ مُحَمَّدُ, اِجْتِهَدْ
يَا سَا ئِقًا سَيَّارَتَهُ, لاَ تُسْرِعْ
يَأَ يُّهَا العَامِلُ, أَتْقِنْ عَمَلَكَ
يَا مَنْ يَعْلَمُ السِرَّ وَالنَّجْوَى, اِغْفِرْ لِى
يَا هَذَا, اِتَّقِ اللَه
يَا اِيَّاكَ, قَدْ سَا عَدْ تُكَ
4) Isim yang baru, atau yang disandarkan pada isim
Contoh:
اِقْتَرَبَ الاِ مْتِحَانُ. هَلْ اِسْتِعْدَدَتَ لَه؟
شَكَرَنِى الَّذِى سَا عَدْ نُه
(مَا عِنْدَ كُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ) (قران)
Dari semua contoh diatas, itu adalah yang baru-baru datang atau musnad ilahi, dengan adanya ciri isim ini maka dapat diketahui dzomir rofa’ muttasil, karena dzomir rofa’ muttasil tidak diterima dalam ciri isim dan dengan adanya dzomir rofa’ muttasil maka kita dapat mengetahui sebagian macam kalimat.
5) Menerima harap jar
Apabila ada suatu kata yang di jar kan oleh harap jar atau idofat, maka itu adalaj isim
Contoh:
رَأْسُ الْعَقْلِ مُدَارَاةُ النَّاسِ
يَنْبَغِى أَنْ تُشْنِى عَلَى كُلِّ رَجُلِ وَا جِبَه بِاِ خْلَاصِ
READ MORE - Ciri-ciri Isim
READ MORE - Ciri-ciri Isim

Kata di dalam bahasa arab

Kata di dalam bahasa arab terbagi menjadi 3 :
- Isim
- Fi’il
- Huruf
Pada pelajaran kedua ini, kita hanya membahas isim terlebih dahulu.
Pengertian isim
Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu.
Contoh :
دِيْنٌ : agama
بَيْتٌ : rumah
دَيْنٌ : hutang
قَلَمٌ : pena
بَابٌ : pintu
شَجَرَةٌ : pohon
Dengan melihat contoh di atas, dapat kita katakan bahwa isim merupakan kata benda menurut bahasa Indonesia.
Di dalam bahasa arab, kita dapat mengetahui suatu kata disebut sebagai isim dengan mengetahui ciri-cirinya.
Diantara ciri-ciri isim adalah
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِْسْلاَمِ دِيْنًا
Kata yang di garis bawah (للهِ dan لإِْسْلاَمِ) di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran katanya berupa harokat kasroh.
2. Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
Contoh :
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِِّبَةً
Kata bergarisbawah (مَثَلاً كَلِمَةً طَيِِّبَةً) di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada akhirannya.
3. Terdapat ال pada awal kata
Contoh :
المَلِكُ القُدُّوْسُ السَّلاَمُ
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan dengan ال. Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ال, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda ال dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu ال saja atau tanwin saja.
4. Terletak setelah huruf jer
Diantara huruf-huruf jer adalah :
(مِنْ – إِلَى – عَنْ – عَلَى – فِي – رُبَّ – بِـ - كَا – لِـ.. )
من (min) Dari
إلى (ila) Ke
عن ('an) Dari
على ('ala) Di atas
في (fi) Di dalam
رب (rubba) Betapa banyak, acapkali
ب (bi) Dengan
ك (ka) Seperti
ل (li) Milik, Kepunyaan
Contoh :
فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
Dari contoh di atas, kata بَيْتٍ dan بُيُوْتِ , termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.
5. Idhofah (penyandaran)=Mudhof mudhof 'ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
كِتَابُ مُحَمَّدٍ Kitabnya muhammad
دِيْنُ الإِسْلاَمِ Agama Islam
kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan) Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh. Dari kelima ciri-ciri di atas, diharapkan para pembaca dapat mengetahui suatu isim di dalam al-qur’an atau hadist, karena ketiga jenis kata ini, yakni isim, fi’il dan huruf merupakan hal dasar yang harus dikuasai bagi pembaca, karena kesulitan di dalam membedakan ketiga jenis ini, maka mempelajari bahasa arab menjadi suatu hal yang sangat-sangat sulit. Soal :
Tentukan isim-isim dari ayat berikut beserta tanda-tandanya!!
١. وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا كَمَا ءَامَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَاءَامَنَ السُّفَهَاءُ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِن لاَيَعْلَمُونَ ٢. أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَـابَ ٣. وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ٤. وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ٥. فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
READ MORE - Kata di dalam bahasa arab
READ MORE - Kata di dalam bahasa arab
.::BY JUMBHO-MY AT HOME IN THE JEPARA CITY OF BEAUTIFUL::.